FILE PDF

Saat ini Indonesia sudah memasuki era bonus demografi, dimana Bonus demografi adalah kondisi ketika jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari jumlah penduduk usia non produktif.  Setelah itu, jumlah penduduk tua akan meningkat sehingga di fase ini Negara akan menanggung beban yang lebih besar dibandingkan pada saat penduduk mayoritas di usia produktif. Sejak tahun 2021, Indonesia telah memasuki struktur penduduk tua (ageing population), di mana sekitar 1 dari 10 penduduk adalah lansia. Akan tetapi, lansia dapat menjadi tantangan pembangunan ketika tidak produktif dan menjadi bagian dari penduduk rentan (BPS, 2023)

Hasil proyeksi penduduk BPS menunjukkan bahwa rasio ketergantungan lansia terus meningkat dari 15,16 (2020) menjadi 17,08 (2023). Meningkatnya rasio ketergantungan lansia tersebut dapat diperparah dengan ketidaksiapan kondisi finansial lansia, diantaranya nilai kompensasi jaminan hari tua dan pensiun yang belum dapat mencukupi kebutuhan lansia secara layak. Tidak banyak lansia yang mempersiapkan finansial secara matang sehingga harus bergantung pada anaknya. Selain itu, data dari BPS (2023) persentase lansia di Indonesia yang berada di rumah tangga dengan distribusi pengeluaran 40% terbawah sebesar 41,32 %, sebesar 82,60 % rumah tangga lansia memenuhi kebutuhan hidupnya dari penghasilannya sendiri maupun sesama anggota rumah tangga yang tinggal bersama. 

BKKBN mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam mewujudkan lansia tangguh yaitu lansia yang sehat, aktif, mandiri dan produktif, mengembangkan kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) dengan penerapan 8 fungsi keluarga berdasarkan 7 dimensi. Salah satu dimensi dalam fungsi ekonomi lansia adalah dimensi profesional vokasional yang memberikan kesempatan kedua pada lansia untuk mengembangkan profesi/vokasi baru dalam mencapai derajat kemandirian dan kualitas hidup yang prima. Salah satu upaya dalam meningkatkan kemandirian lansia adalah melalui Usaha Ekonomi Produktif yang dimaksudkan agar lansia mendapatkan pemasukan dan tidak bergantung pada orang lain di sekitarnya. 

Dikutip dari buku lansia Tangguh dengan 7 dimensi, berikut adalah bentuk usaha ekonomi produktif lansia

1. Usaha di bidang Pertanian dan peternakan

Lansia bisa melakukan usaha di bidang pertanian seperti budidaya tanaman hias seperti bunga, palem, bonsai serta tanaman pangan sayur dan buah-buahan. Bidang peternakan dan perikanan budidaya ternak ayam, kambing, ikan hias dan kolam

Gambar 1 : Ekonomi Produktif Lansia (Sumber : https://dinsos.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/lanjut-usia-terlantar-65)

2. Usaha di bidang Industri Kecil dan Industri rumah tangga

Lansia bisa membuat kerajinan sesuai dengan kearifan lokal, anyaman, makanan kecil, kerajinan daur ulang dan sampah, serta di bidang kesenian dan budaya seperti kerajinan tangan, penari, pelukis, perias pengantin

3. Usaha di bidang perdagangan dan Jasa

Di bidang perdagangan lansia bisa membuka warung makanan, warung gizi lansia sehat, kios pulsa, penjaja makanan dan minuman serta di bidang jasa, lansia yang mempunyai keahlian profesi dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman di bidang masing-masing untuk membantu masyarakat di sekitarnya.

 

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh febriyati dan Suyanto yang berjudul Pemberdayaan Lansia Melalui Usaha Ekonomi Produktif oleh Bina Keluarga Lansia (BKL) Mugi Waras Kabupaten Sleman disimpulkan bahwa kegiatan Usaha Ekonomi Produktif pada lansia telah berhasil memberikan dampak antara lain memenuhi kebutuhan lansia, peningkatan pendapatan lansia, serta meningkatkan partisipasi lansia dalam berbagai kegiatan. Dengan keberhasilan tersebut bisa mewujudkan tercapainya lansia mandiri dan berkontribusi dalam pembangunan Nasional sehingga bisa menjadi pedoman bagi wilayah lain untuk mengoptimalkan Usaha Ekonomi Produktif sesuai dengan kearifan lokal.

 

Penulis : Corney Margaretha Surono, S.KM (Penyuluh KB Ahli Pertama)

Isi naskah artikel yang dimuat pada Golantang seluruhnya menjadi tanggungjawab penulis atau di luar tanggungjawab panitia