Anda termasuk sandwich generation atau generasi sandwichSandwich generation adalah istilah dunia keuangan untuk menyebut seseorang yang terjepit di antara dua tanggungan finansial. Yaitu, tanggungan sebagai breadwinner atau pencari nafkah utama keluarga kecil yang terdiri dari dirinya sendiri, pasangan, dan anak; sekaligus menghidupi generasi di atasnya yaitu orangtua. Dengan jumlah tanggungan yang besar, tantangan finansial generasi sandwich tidaklah kecil. Baca lebih lanjut untuk mempelajari jurus mengelola keuangan untuk sandwich generation.

Tidak ada yang mau menjadi sandwitch generation sampai usia lanjut, berat sekali pasti. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan keuangan yang baik.

Yuk, mari menyimak beberapa jurus mengelola keuangan untuk sandwich generation.

Pola pikir

Menjadi generasi sandwich yang membuat Anda menanggung penghidupan orangtua merupakan suatu kesempatan emas untuk membalas kasih sayang mereka selama ini, atau bahkan masih banyak lansia yang menanggung hidup anaknya sampai saat ini bahkan Ketika anak mereka sudah berkeluarga sekalipun. 

Dengan menerima dan mensyukuri kondisi yang ada, akan lebih mudah bagi Anda untuk mengatur langkah selanjutnya.

Dengan begitu, kewajiban menghidupi orangtua yang sudah lanjut usia tidak lagi terasa sebagai kewajiban apalagi beban, melainkan sebagai keharusan yang pantas dan sebaliknya Ketika orangtua yang sudah lansia masih menanggung beban anaknya.

Bicarakan dengan pasangan dan orangtua

Komunikasi adalah kunci penting berikutnya dalam jurus mengelola keuangan untuk sandwich generation. Bicarakan secara terbuka pada pasangan situasi yang Anda hadapi. Ini supaya ada pengertian dari pasangan ketika suatu saat keluarga kecil Anda menemui tantangan finansial. Dengan begitu, pasangan merasa dihargai karena Anda tidak diam-diam membagi penghasilan.

Pos pos-pos Tetap Prioritas

Berikutnya memastikan pengelolaan pendapatan secara cermat dan disiplin. Cobalah fokus mengamankan lebih dulu pos-pos utama yang penting. Sebagai gambaran, dalam pengelolaan anggaran, ada beberapa pos utama yang harus aman alokasi anggarannya. Pos utama tersebut antara lain pos kebutuhan belanja dapur, pos utilitas (listrik, air, internet), pos pembayaran cicilan utang bila ada tanggungan kredit, pos transportasi, pos kebutuhan sekolah anak, pos asuransi, pos dana darurat, pos pengeluaran amal dan sosial, lalu pos tabungan dan investasi untuk mencapai berbagai tujuan keuangan.

Karena Anda menanggung juga kebutuhan orangtua, siapkan pos nafkah untuk orangtua di urutan yang sama penting. Baru setelah itu alokasikan untuk pos yang sifatnya sekunder dan tersier. Misalnya, pos hiburan dan pos pengeluaran pribadi seperti biaya perawatan diri.

Minimalisir risiko dengan asuransi

Menghidupi orangtua bukan hanya memastikan kebutuhan hidup sehari-hari mereka terpenuhi. Seiring usia, orangtua yang semakin menua biasanya lebih sering mengalami risiko kesehatan. Risiko kesehatan ini bila tidak Anda kelola dengan baik, rentan mengguncang arus kas keuangan. Jadi, sebelum terjadi, lindungi keuangan rumah tangga Anda dari berbagai risiko kesehatan tersebut dengan memiliki asuransi kesehatan untuk keluarga kecil dan orangtua Anda.

Anda bisa memanfaatkan layanan jaminan sosial kesehatan seperti BPJS Kesehatan sebagai fasilitas kesehatan dasar untuk keluarga Anda dan orangtua. Namun, akan lebih baik bila Anda melengkapinya juga dengan asuransi swasta yang dapat memberikan layanan lebih nyaman, cepat, dan optimal.

Khusus untuk orangtua, tambahkan pula dengan asuransi penyakit kritis sebelum mereka memasuki usia lanjut. Umumnya, asuransi penyakit kritis menerapkan batas usia kepesertaan maksimal yaitu 59 tahun dan hanya melindungi seseorang hingga usia maksimal 60 tahun. 

Kerjasama dengan saudara kandung

Apabila Anda bukan anak tunggal, tidak ada salahnya mengajak kerjasama saudara kandung Anda untuk bersama-sama menanggung kehidupan orangtua tercinta. Anda bisa berbagi tugas dengan saudara Anda, pos mana yang menjadi tanggung jawab masing-masing. Dengan begitu, kewajiban menghidupi orangtua tidak menjadi beban finansial yang memberatkan karena ditanggung bersama.

Hanya saja, kerjasama seperti itu akan tetap bergantung pada kemampuan finansial masing-masing keluarga. Tidak perlu memaksakan kontribusi saudara kandung apabila kondisi keuangan mereka memang belum memungkinkan.

Dengan lima jurus mengelola keuangan untuk sandwich generation tadi, menjalankan peran sebagai generasi sandwich tidak perlu menjadi beban berat. Keuangan pribadi tetap sehat dan bakti Anda pada orangtua bisa berjalan dengan baik.

Sumber :
CeFAS URINDO