Warga lanjut usia saat ini semakin beragam aktivitasnya. Sebagai alternatif berkegiatan, sejumlah daerah dketahui mulai membangun program edukasi untuk lansia, mulai dari sekolah sampai pesanten.

Pemerintah Kabupaten Malang misalnya, meluncurkan program Sekolah Lansia Tangguh, yang diikuti sekitar 100 siswa dari kalangan lansia.

Saat meluncurkan program tersebut, Bupati Malang M. Sanusi mengatakan, Sekolah Lansia Tangguh ini dibentuk dengan tujuan agar para lansia di daerahnya mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru, serta tetap memiliki motivasi dan semangat untuk menjalani masa tuanya dengan sehat dan bahagia.

Sekolah Lansia Tangguh di Kabupaten Malang ini merupakan pendidikan nonformal, dimulai Maret hingga Oktober mendatang, dalam bentuk kegiatan belajar mengajar di tempat-tempat yang telah ditentukan, yakni di kecamatan Singosari, Dau, dan Sumberpucung.

Sebelumnya, program serupa juga diluncurkan pemerintah Kota Pasuruan, Jawa Timur, yang digelar selama 6 bulan dengan 12 kali pertemuan di empat kecamatan, dengan diikuti 160 peserta lansia. 

Pesantren Lansia Mulai nge-Tren

Selain itu, saat ini juga mulai bermunculan pesantren-pesantren untuk lansia. Di Kabupaten Sleman, misalnya, telah, diresmikan peletakan batu pertama pembangunan pondok pesantren lansia Ma’rifatullah oleh Bupati Kustini Sri Purnomo.

Pondok pesantren tersebut dibangun oleh Yayasan Kiwari, di atas lahan wakaf seluas 1.852 meter persegi, di desa Sendangmulyo kecamatan Kapanewon Minggir.

“Pesantren Lansia adalah tempat beraktivitasnya para insan lansia dengan mengisi hari tuanya dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mengabdi kepada Allah SWT. Harapannya adalah ingin menggapai kebahagiaan di akhirat,” ujar Kustini, seperti dilansir dari laman resmi pemkab Malang.

Ia juga mengatakan bahwa Pesantren lansia memiliki peranan yang besar dalam menciptakan kemandirian dan membimbing para santri lansia dalam meningkatkan kualitas hidup, terutama dalam memanfaatkan waktunya untuk belajar dan mengamalkan ajaran agama.

Pantauan saat ini mulai banyak website maupun akun media sosial “pesantren lansia”. Salah satunya adalah Pesantren Kasepuhan Raden Rahmat yang berpusat di Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Dalam keterangan di situs resminya, disebutkan bahwa tujuan dari pesantren ini adalah untuk mempertahankan hidayah Iman dan Islam,, memperbaiki dan mengembangkan kualitas, ruhani dalam pribadi masyarakat luas, khususnya lansia menuju kehidupan yang Khusnul Khotimah.

Pun demikian dengan pesantren lansia ‘Husnul Khotimah’ yang berada di daerah Cianjur, Jawa Barat. Program ini telah berlangsung sejak Oktober 2021 dan telah menggelar program untuk enam angkatan.

Di sini para peserta lansia, yang dibatasi hanya 65 orang, akan “mondok” selama enam hari untuk mengikuti sejumlah kegiatan seperti tahsin dan tahfidz Alquran, kajian Islam, perbaikan ibadah, olahraga, dan lain-lain.

“Di sini banyak mengupas, membahas, mengajari, mengajak kami-ami yang sudah lansia ini untuk beribadah lebih baik lagi,” demikian testimoni peserta program pesantren lansia Husnul Khotimah, dalam videonya di Youtube

Dengan menjamurnya pesantren lansia, terlihat bahwa pemerintah daerah dan tokoh agama sangat mendukung kegiatan ini. Dengan keikutsertaan lansia dalam pesantren lansia, mendukung dimensi spiritual yang pada akhirnya menopang 7 dimensi lansia tangguh. Lansia akan menjadi lebih tenang menghadapi masa senjanya dan semakin bersiap diri untuk menghadap Sang Maha Pencipta.

Penulis: Rany Widashanti

Sumber: www.geriartri.id

Sumber :
Dithanlan BKKBN