Pola Hidup Bersih dan Sehat pada Lansia 

Oleh : Dra. Samsiah

Definisi lansia : Lansia adalah bagian siklus hidup manusia yang hampir pasti dialami setiap orang sehingga dapat berdaya guna bagi dirinya, keluarga dan masyarakat (Kemenkes RI, 2022). Menjadi tua atau menua membawa pengaruh serta perubahan menyeluruh baik fisik, sosial, mental, dan moral spiritual, yang keseluruhannya saling kait mengait antara satu bagian dengan bagian yang lainnya (Padila, 2020). Batasan lansia : Menurut World Health Organization (2020), batasan usia lanjut dibagi menjadi empat yaitu:

Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun.

Lanjut Usia (elderly) usia 60-74 tahun.

Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun.

Usia sangat tua (very old) usia >90 tahun.

Karakteristik lansia : Menurut pusat data dan informasi, kementerian kesehatan RI (2022). Karakteristik lansia dapat dilihat berdasarkan kelompok berikut ini :

Jenis kelamin

Status perkawinan 

 Living arrangement

Kondisi kesehatan

Masalah kesehatan pada lansia : Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa, yang sering disebut dengan sindroma geriatri yaitu kumpulan gejala gejala mengenai kesehatan yang sering dikeluhkan oleh para lanjut usia dan atau keluarganya (Sunarti, dkk, 2019). istilah 14 I yaitu :

Immorbility (kurang bergerak) : Gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Instabilty (instabilitas dan jatuh) : Penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang berkaitan dengan keadaan tubuh penderita), baik karena

Incontinence (beser buang air kecil dan atau buang air besar) : Beser buang air kecil (bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati pada lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup mengakibatkan masalah kesehatan atau sosial.

Intelectual impairenment (gangguan intelektual/demential) : Merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-hari.

Infection (infeksi) : Beberapa faktor risiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komorbiditas) yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang.

Impairement of hearing, vision and semell (gangguan pendengaran, penglihatan dan penciuman) : Akibat proses menua, semua pancaindera berkurang fungsinya, demikian juga gangguan pada otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkn terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal.

Impaction (sulit buang air besar) ; Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya konstipasi, seperti kurangnya gerakan fisik, makanan yang kurang sekali mengandung serat, kurang minum, akibat pemberian obat-obat tertentu dan lain-lain. 

Isolation (depresi) : Perubahan status sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian sosial serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu munculnya depresi pada lansia.

Inanition (kurang gizi) : kekurangan gizi dapat menyebabkan konsentrasi dan kesehatan menurun. Untuk itu perlu makanan sehat dan bergizi di konsumsi oleh para lansia

Impecunity (tidak punya uang) : Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan berkurang secara perlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak dapat memberikan penghasilan.

Iatrogenesis (menderita penyakiit akibat obat-obatan) : Salah satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebahagian lansia sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat pemakaian obat-obat yaqng digunakan

Insomnia (gangguan tidur) 

Immune deficiency (daya tahan tubuh yang meurun) : Daya tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan salah satu fungsi tubuh yang terganggu dengan bertambahnya umur seseorang walaupun tidak selamanya hal ini disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut) dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang.

Impotence (impotensi) : Diartikan sebagai ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk kinerja seksual yang memuaskan. Hal ini terjadi seiring bertambahnya usia.

PHBS merupakan suatu bentuk perilaku keseharian yang sangat penting untuk dilakukan karena mendukung terciptanya kualitas hidup yang lebih baik (Putri, 2019). PHBS adalah perilaku yang berkaitan dengan kesehatan dimana ada tiga faktor penentu yang mempengaruhi perilaku sehat pada lansia, faktor tersebut ialah faktor enabling (pendororong) yang terdiri dari lingkungan fisik, tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan, faktor reinforcing (penguat) meliputi tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan yang merupakan tokoh referensi bagi masyarakat, dan faktor terakhir yaitu faktor predisposisi (mempermudah) yang terdiri dari pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, pendidikan dan sebagainya (Anasari & Pantiawati, 2020).

Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses penyadaran yang menjadi awal dari kontribusi individu-individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari-hari yang bersih dan sehat. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menjalankan gaya hidup bersih dan sehat, juga untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, penerapan PHBS diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Kemenkes RI, 2022).

Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan.Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup (Kemenkes RI, 2022)

Tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Menurut (Kemenkes RI, 2022) ada 5 tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat umum, yaitu:

Rumah tangga : Indikator tatanan rumah tangga, Perilaku: tidak merokok di dalam rumah, persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI ekslusif, menimbang bayi dan balita secara berkala, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, menggosok gigi sebelum tidur, olahraga teratur, gizi keluarga atau sarapan. Lingkungan: ada air bersih, ada jamban sehat, ada tempat sampah, ada ventilasi dan pencahyaan.

Sekolah : Indikator tatanan institusi pendidikan, Perilaku: kebersihan pribadi, tidak merokok di sekolah, olahraga teratur, tidak menggunakan NAPZA. Lingkungan: ada jamban, ada air bersih, ada tempat sampah, ada kantin sehat, ada UKS, ada taman sekolah, ada ventilasi dan pencahyaan.

Tempat kerja : Indikator tatanan tempat kerja, Perilaku: menggunakan alat pelindung, tidak merokok di tempat kerja atau ada kebijakan dilarang merokok, olahraga teratur, bebas NAPZA, kebersihan, ada asuransi kesehatan. Lingkungan: ada jamban, ada air bersih, ada tempat sampah, ada klinik, ada ventilasi dan pencahyaan, ada K3 (kesehatan, keselamatan, kerja), ada kantin sehat, dan terbebas dari bahan berbahaya.

Sarana kesehatan :Indikator tatanan sarana kesehatan, Perilaku: tidak merokok, kebersihan lingkungan, kebersihan kamar mandi. Lingkungan: ada jamban, ada air bersih, ada tempat sampah, ada ventilasi dan pencahyaan, ada tempat cuci tangan, dan ada pencegahan serangga.

Tempat umum : indikator tatanan tempat umum, Perilaku: kebersihan jamban, kebersihan lingkungan. Lingkungan: ada jamban, ada air bersih, ada tempat sampah, ada K3 (Kesehatan, Keselamatan dan Kerja).

Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir

Menggunakan air bersih

Menggunakan jamban sehat

Memberantas jentik nyamuk

Konsumsi buah dan sayur

Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Penyakit yang perlu diwaspadai oleh lansia : 

Gula Darah : Nilai normal : 70-140 mg/dl. Penting untukmengkonsumsi jumlah makana yang seimbang dan mengurangi kadars gula agar terhindar dari diabetes melitus

Kolesterol : Nilai normal: <200 mg/dl. Membatasi makanan berlemak, menjaga berat badan untuk mencegah terjadinya penyakit pembuluh darah seperti jantung koroner.

Asam Urat : Nilai normal Pria 3,4-7 mg/dl, sedangkan pada Wanita 2,6-6mg/dl. Menghindari makanan sepertijeroan, daging merah, hati, dan makanan atau minuman manis. agar dapat terhindari dari penyakit radang sendi

Hipertensi : Nilai normal sistolik >140 mmHg, diastolik 90 mmhg. Tingginya tekanan darah melebihi batas normal. Yang dapat disebabkan karna pola makan, atau riwayat keluarga

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Sunarti, dkk. 2019. Prinsip dasar kesehatan lanjut usia. Jakarta : Bina pustaka

Padila. 2020. Buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika

Anasari & Pantiawati, 2020. Faktor - faktor yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia. Jurnal Bina Cipta Husada 2020

Kemenkes RI 2022. Profil kesehatan indonesia. Jakarta : Kemenkes RI 2022

 

Pola Hidup Bersih dan Sehat pada Lansia 
Oleh : Dra. Samsiah
Definisi lansia : Lansia adalah bagian siklus hidup manusia yang hampir pasti dialami setiap orang sehingga dapat berdaya guna bagi dirinya, keluarga dan masyarakat (Kemenkes RI, 2022). Menjadi tua atau menua membawa pengaruh serta perubahan menyeluruh baik fisik, sosial, mental, dan moral spiritual, yang keseluruhannya saling kait mengait antara satu bagian dengan bagian yang lainnya (Padila, 2020). Batasan lansia : Menurut World Health Organization (2020), batasan usia lanjut dibagi menjadi empat yaitu:
Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun.
Lanjut Usia (elderly) usia 60-74 tahun.
Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun.
Usia sangat tua (very old) usia >90 tahun.
Karakteristik lansia : Menurut pusat data dan informasi, kementerian kesehatan RI (2022).  Karakteristik lansia dapat dilihat berdasarkan kelompok berikut ini :
Jenis kelamin
Status perkawinan 
 Living arrangement
Kondisi kesehatan
Masalah kesehatan pada lansia : Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa, yang sering disebut dengan sindroma geriatri yaitu kumpulan gejala gejala mengenai kesehatan yang sering dikeluhkan oleh para lanjut usia dan atau keluarganya (Sunarti, dkk, 2019). istilah 14 I yaitu :
Immorbility (kurang bergerak) : Gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Instabilty (instabilitas dan jatuh) : Penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal  yang berkaitan dengan keadaan tubuh penderita), baik karena
Incontinence (beser buang air kecil dan atau buang air besar) : Beser buang air kecil (bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati pada lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup mengakibatkan masalah kesehatan atau sosial.
Intelectual impairenment (gangguan intelektual/demential) : Merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-hari.
Infection (infeksi) : Beberapa faktor risiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komorbiditas) yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang.
Impairement of hearing, vision and semell (gangguan pendengaran, penglihatan dan penciuman) : Akibat proses menua, semua pancaindera berkurang fungsinya, demikian juga gangguan pada otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkn terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal.
Impaction (sulit buang air besar) ; Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya konstipasi, seperti kurangnya gerakan fisik, makanan yang kurang sekali mengandung serat, kurang minum, akibat pemberian obat-obat tertentu dan lain-lain. 
Isolation (depresi) : Perubahan status sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian sosial serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu munculnya depresi pada lansia.
Inanition (kurang gizi) : kekurangan gizi dapat menyebabkan konsentrasi dan kesehatan menurun. Untuk itu perlu makanan sehat dan bergizi di konsumsi oleh para lansia
Impecunity (tidak punya uang) : Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan berkurang secara perlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak dapat memberikan penghasilan.
Iatrogenesis (menderita penyakiit akibat obat-obatan) : Salah satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebahagian lansia sering menggunakan obat  dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat pemakaian obat-obat yaqng digunakan
Insomnia (gangguan tidur) 
Immune deficiency (daya tahan tubuh yang meurun) : Daya tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan salah satu fungsi tubuh yang terganggu dengan bertambahnya umur seseorang walaupun tidak selamanya hal ini disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut) dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang.
Impotence (impotensi) : Diartikan sebagai ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk kinerja seksual yang memuaskan. Hal ini terjadi seiring bertambahnya usia.
PHBS merupakan suatu bentuk perilaku keseharian yang sangat  penting untuk dilakukan karena mendukung terciptanya kualitas hidup yang lebih baik (Putri, 2019). PHBS adalah perilaku yang berkaitan dengan kesehatan dimana ada tiga faktor penentu yang mempengaruhi perilaku sehat pada lansia, faktor tersebut ialah faktor enabling (pendororong) yang terdiri dari lingkungan fisik, tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan, faktor reinforcing (penguat) meliputi tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan yang merupakan tokoh referensi bagi masyarakat, dan faktor terakhir yaitu faktor predisposisi (mempermudah) yang terdiri dari pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, pendidikan dan sebagainya (Anasari & Pantiawati, 2020).
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses penyadaran yang menjadi awal dari kontribusi individu-individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari-hari yang bersih dan sehat. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menjalankan gaya hidup bersih dan sehat, juga untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, penerapan PHBS diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Kemenkes RI, 2022).
Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan.Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup (Kemenkes RI, 2022)
Tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Menurut (Kemenkes RI, 2022) ada 5 tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat umum, yaitu:
Rumah tangga : Indikator tatanan rumah tangga, Perilaku: tidak merokok di dalam rumah, persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI ekslusif, menimbang bayi dan balita secara berkala, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, menggosok gigi sebelum tidur, olahraga teratur, gizi keluarga atau sarapan. Lingkungan: ada air bersih, ada jamban sehat, ada tempat sampah, ada ventilasi dan pencahyaan.
Sekolah  : Indikator tatanan institusi pendidikan, Perilaku: kebersihan pribadi, tidak merokok di sekolah, olahraga teratur, tidak menggunakan NAPZA. Lingkungan: ada jamban, ada air bersih, ada tempat sampah, ada kantin sehat, ada UKS, ada taman sekolah, ada ventilasi dan pencahyaan.
Tempat kerja : Indikator tatanan tempat kerja, Perilaku: menggunakan alat pelindung, tidak merokok di tempat kerja atau ada kebijakan dilarang merokok, olahraga teratur, bebas NAPZA, kebersihan, ada asuransi kesehatan. Lingkungan: ada jamban, ada air bersih, ada tempat sampah, ada klinik, ada ventilasi dan pencahyaan, ada K3 (kesehatan, keselamatan, kerja), ada kantin sehat, dan terbebas dari bahan berbahaya.
Sarana kesehatan  :Indikator tatanan sarana kesehatan, Perilaku: tidak merokok, kebersihan lingkungan, kebersihan kamar mandi. Lingkungan: ada jamban, ada air bersih, ada tempat sampah, ada ventilasi dan pencahyaan, ada tempat cuci tangan, dan ada pencegahan serangga.
Tempat umum : indikator tatanan tempat umum, Perilaku: kebersihan jamban, kebersihan lingkungan. Lingkungan: ada jamban, ada air bersih, ada tempat sampah, ada K3 (Kesehatan, Keselamatan dan Kerja).
Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Menggunakan air bersih
Menggunakan jamban sehat
Memberantas jentik nyamuk
Konsumsi buah dan sayur
Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Penyakit yang perlu diwaspadai oleh lansia : 
Gula Darah  : Nilai normal : 70-140 mg/dl. Penting untukmengkonsumsi jumlah makana yang seimbang dan mengurangi kadars gula agar terhindar dari diabetes melitus
Kolesterol : Nilai normal: <200 mg/dl. Membatasi makanan berlemak, menjaga berat badan untuk mencegah terjadinya penyakit pembuluh darah seperti jantung koroner.
Asam Urat : Nilai normal Pria 3,4-7 mg/dl, sedangkan pada Wanita 2,6-6mg/dl. Menghindari makanan sepertijeroan, daging merah, hati, dan makanan atau minuman manis. agar dapat terhindari dari penyakit radang sendi
Hipertensi : Nilai normal sistolik >140 mmHg, diastolik 90 mmhg. Tingginya tekanan darah melebihi batas normal. Yang dapat disebabkan karna pola makan, atau riwayat keluarga


DAFTAR PUSTAKA
Sunarti, dkk. 2019.  Prinsip dasar kesehatan lanjut usia. Jakarta : Bina pustaka
Padila. 2020. Buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika
Anasari & Pantiawati, 2020. Faktor - faktor yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia. Jurnal Bina Cipta Husada 2020
Kemenkes RI 2022. Profil kesehatan indonesia. Jakarta : Kemenkes RI 2022

 

 

 

 

 

 

Isi naskah artikel yang dimuat pada Golantang seluruhnya menjadi tanggungjawab penulis atau di luar tanggungjawab panitia