Oleh: Siti Na'imah Winarni

Penyuluh KB Ahli Madya Kabupaten Pacitan, Jawa Timur

 

Menjadi lansia adalah sebuah keniscayaan. Hal ini merupakan salah satu fase kehidupan manusia. Mulai dari tahap bayi, anak-anak, remaja, dewasa  dan  lansia, walaupun selama prosesnya nanti tidak berjalan sama antara satu manusia dengan yang lainya. Banyak sekali perubahan yang terjadi selama mengalami fase kehidupan, baik itu perubahan fisik maupun psikologis. Begitu juga pada usia lansia, tiga hal yang sangat terlihat adalah perubahan biologis, perubahan psikologis dan perubahan sosial. Perubahan biologis merupakan perubahan fisik yang ditandai dengan melemahnya organ tubuh dan menurunnya aktivitas fisik. Perubahan psikologis ditandai dengan perubahan fungsi mental dan kepribadian. Perubahan sosial ditandai dengan perubahan peran dan hubungan seseorang baik pada individu lain maupun organisasi.

Karna banyaknya perubahan yang terjadi pada lansia maka dibutuhkan beberapa dimensi untuk menguatkan, salah satunya dengan dimensi spiritual. Dimensi spiritual merupakan salah satu bagian penting lansia untuk mempersiapkan kehidupan yang baik secara lahir dan juga batin. Selain itu dengan penguatan dimensi spiritual, depresi pada lansia akibat perubahan hidup dapat diminimalisir.

Banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan oleh lansia untuk meningkatkan dimensi spiritual. Salah satunya melalui pendekatan agama yang dapat meningkatkan iman seorang lansia.  Seperti selalu mendekatkan diri kepada tuhan yang maha esa, menghadirkan konseling keagamaan, mengikuti kajian rutin, tertib melaksanakan ibadah lima waktu, selalu bersyukur dan lain sebagainya. Melalui pendekatan tersebut, iman seorang lansia akan menguat. Sehingga seorang lansia tidak akan mudah depresi, dapat menerima diri, mampu mengontrol emosi, lebih tenang menjalani hidup, bahkan siap untuk menghadapi kematian diri.

 

Isi naskah artikel yang dimuat pada Golantang seluruhnya menjadi tanggungjawab penulis atau di luar tanggungjawab panitia