MENINGKATKAN FUNGSI INTELEKTUAL LANSIA

Penulis : Orie Prisma Juliandra, SE

sumber : google

Populasi lansia didunia dari tahun ke tahun semakin meningkat, bahkan pertambahan lansia menjadi yang paling mendominasi apabila dibandingkan dengan pertambahan populasi penduduk pada kelompok usia lainnya. Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan suatu proses menghilangnya secara bertahap kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan fungsi normal dan strukturnya.

World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa masa lansia dibagi menjadi 4 golongan, yaitu usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75–90 tahun dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.

Peningkatan kualitas hidup lansia dapat dicapai dengan menerapkan tujuh dimensi lansia tangguh, yang diharapkan dapat mencegah kerentanan lansia yang ditimbulkan oleh berbagai perubahan yang dialami.  Lansia membutuhkan hidup dalam lingkungan keluarga untuk mewujudkan pembangunan keluarga lansia tangguh. Lansia Tangguh adalah seseorang atau kelompok lansia yang sehat, (secara fisik, sosial, dan mental) aktif, produktif, dan mandiri.

Salah satu Dimensi lansia tangguh adalah Dimensi intelektual yaitu kemampuan untuk memproses, memahami, mengingat, dan menggunakan informasi secara cerdas dan efektif. secara alamiah proses penuaan akan diikuti oleh penurunan fungsi intelektual sehingga terjadi berbagai masalah seperti gangguan persepsi seperti mudah sedih, marah, tersinggung dan mengeluh, Penurunan konsentrasi seperti kesulitan memusatkan perhatian, Gangguan bahasa dan komunikasi serta penurunan daya ingat.

Penurunan intelektual pada lansia merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dihindarkan, yang merupakan faktor penyebab kemunduran intelektual adalah penyakit, terlampau lamanya tidak melakukan aktivitas yang bersifat intelektual, kecemasan atau depresi. Penurunan fungsi intelektual merupakan masalah paling serius ketika proses penuaan yang akan mengakibatkan lansia sulit untuk hidup mandiri, dan meningkatkan risiko terjadinya demensia sehingga lansia akan mengalami gangguan perilaku dan penurunan kualitas hidup. Sayangnya, gangguan kognitif sering disalahartikan sebagai bagian dari proses penuaan sehingga sering terabaikan (Aryana, 2018).

Oleh karena itu, menjaga dan meningkatkan dimensi intelektual pada lansia sangat penting untuk mempertahankan kualitas hidup yang baik di lanjut usia. Salah satu yang bisa dilakukan adalah melakukan stimulasi/rangsangan otak bagi lansia. yang berfungsi mengantisipasi melambatnya kerja otak, dan mengaktifkan kerja otak dengan berbagai aktivitas.

Penurunan fungsi kognitif juga dapat diminimalkan dengan sering mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, berolahraga, dan melakukan aktivitas yang dulu sering dilakukan pada tahap perkembangan (Lumbantobing, 2006). Fungsi kognitif dapat dipertahankan dengan memberikan dukungan sosial keluarga. Dukungan sosial keluarga yang adekuat terbukti berhubungan dengan fungsi kognitif (Friedman, 2010). Dukungan sosial keluarga dianggap penting bagi lansia sehingga dapat mencegah terjadinya penurunan kognitif. Lansia akan lebih merasa bahagia bila hidup dalam lingkungan keluarga, anak, cucu, dan akan lebih terlayani, terawat serta terlindungi.

 

Isi naskah artikel yang dimuat pada Golantang seluruhnya menjadi tanggungjawab penulis atau di luar tanggungjawab panitia