Oleh: HANIK NOR 'AINI

Penyuluh KB Ahli Madya. Kabupaten Madiun, Jawa Timur

Populasi penduduk Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia mendekati angka yang menuju era penduduk menua (ageing population) karena jumlah penduduk lansia hampir menembus angka 10 persen berdasarkan data BPS 2020, penduduk lansia sebesar 26,82 juta jiwa (9,92 persen). Pertumbuhan penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2045 diperkirakan akan mencapai seperlima dari total penduduk Indonesia. Pertumbuhan jumlah penduduk lansia dapat menjadi potensi untuk pembangunan. Peningkatan penduduk lansia terjadi seiring dengan adanya kemajuan di bidang kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya angka harapan hidup dan menurunnya angka kematian.

Berbagai kebijakan untuk mewujudkan lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat) melalui 7 dimensi lansia tangguh yakni dimensi spiritual, dimensi fisik, dimensi emosional, dimensi intelektual, dimensi sosial kemasyarakatan, dimensi profesional vokasional dan dimensi lingkungan. Indonesia akan menghadapi tantangan khusus karena proses penuaan yang cepat. Indonesia harus mampu mengantisipasi dan menempatkan proses penuaan sebagai tantangan khusus karena terjadi pada situasi tingkat pendapatan yang relatif rendah. Dan agar lansia tidak menjadi beban, baik bagi keluarga, masyarakat maupun pemerintah, maka potensi yang ada pada lansia harus digali dan dimaksimalkan.

Hari tua janganlah digambarkan sebagai masa penantian, suram, sakit-sakitan, sepi dan sendirian. Keluargalah sebagai tempat pertama bagi anggota keluarga termasuk lansia untuk menjalankan fungsi-fungsinya, diantaranya adalah fungsi agama. Lansia memerlukan lingkungan mental spiritual yang mendukung. Lingkungan ini adalah suasana batin berupa ketenangan, keamanan, kenyamanan dan ketentraman. Untuk memperoleh suasana lingkungan yang mendukung tersebut lansia harus tetap aktif, rileks, berpartisipasi aktif dan selalu menerapkan nilai-nilai keagamaan. Upaya untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan YME akan dirasakan lansia sebagai sebuah kekuatan yang memberikan harapan kepada lansia untuk lebih baik dan mendapat ketenangan. 

Usia tua melebih 63 tahun adalah anugerah Allah yang harus disyukuri, karena hanya diberikan kepada orang-orang pilihan Allah berupa kesempatan untuk lebih banyak bertaubat dan beramal shalih untuk bekal kebahagiaan hidup di Alam Barzakh dan Akhirat.

Memang terkadang berkumpul dengan anak-anak muda sering tidak nyambung, bepergian takut capek, bekerjapun sudah tidak kuat, anak-anak juga sudah punya kehidupannya masing-masing. Namun semua gambaran itu bisa kita ubah menjadi hari-hari bahagia penuh senyum dan tawa. Sekarang, kesepian bisa diobati dengan komunikasi yang mudah, akses luas nyaris tanpa batas. Mempermudah bersosialisasi, beraktifitas dan menikmati berbagai tayangan yang tersedia di medsos, mudah berkomunikasi dengan kawan kawan lama, bahkan membangun dan menjalin tali Silatur Rahim, persahabatan dengan ragam kalangan yang sebelumnya tidak dikenal. Apa lagi jika rutin shalat berjamaah di Masjid dan ikut Ta’lim. Sungguh suatu kenikmatan yang luar biasa dalam Rahmat Allah SWT. Hidup menjadi lebih hangat dan banyak tawa penuh berkah. Penerapan nilai keagamaan merupakan suatu syarat keharusan bagi kehidupan lansia.

            Sebagai keluarga yang memiliki anggota lansia, haruslah menyadari tentang keberadaan lansianya. Dengan memfasilitasi untuk mempelajari agama melalui kajian-kajian agama bagi yang belum faham tentang agama, atau dengan menghadirkan penceramah agama sebagai siraman rochaninya. Bagi mereka yang terkena diabetes, asamurat, darah tinggi dan lain sebagainya, nampak lebih berdaya tahan dan tetap ceria karena bertemu dengan komunitas yang sama, lalu berbagi informasi, memberi semangat, menghibur dan saling menguatkan. Banyak orang berusia tua yang rapih, ngetrend, dan updated, mereka bukan sedang lupa usia, tapi sedang menikmati Anugerah Allah SWT. Menjadi tua adalah kepastian dan alami, tidaklah mungkin akan menjadi muda terus. Tapi bukan berarti kita tidak boleh bahagia, maka nikmatilah dan kerjakan apa yang masih bisa dilakukan.

 

POINTERS :

  1. Tetaplah semangat. Rajin Shalat berjamaah dan Ta’lim di Masjid. 1 dari 7 orang yang mendapatkan naungan khusus Allah kelak di Akhirat adalah Lansia yang rajin ke Masjid.
  2. Rajin ikut outing dengan teman-teman membawa keluarga, kumpul-kumpul, family gathering di luar kota, kalau bisa menginap beberapa hari untuk mengganti suasana.
  3. Hindari menyendiri dan berdiam di rumah dengan hanya berdaster, sarungan lusuh berhari hari tanpa ikut kegiatan dengan komunitas di luar rumah. Ini mempercepat pelemahan.
  4. Ingat pesan Rasulullah saw :

“Jangan marah-marah, jangan marah-marah, jangan marah-marah”.                                                                                      

“Seringlah senyum dan bermuka riang ceria terutama jika bertemu dengan orang-orang”.

      5.  Ingat, bahwa Rasulullah saw, hidup di Dunia ini hanya berusia 63 tahun. Begitu juga ke 3 sahabatnya: Abu Bakar RA 63             tahun, Umar Al Khattab RA 63 tahun, Ali Bin Abi Thalib RA juga 63 tahun, hanya Usman Bin Affan RA yang agak                         panjang umur nya yang hingga mencapai 82 tahun.

Jadi bersyukurlah mendapat usia lebih dari 63 tahun. Perbanyaklah ibadah dan senyum.

Semoga Allah SWT menganugerahkan kita kesehatan, panjang umur dan kebahagiaan hidup Dunia Akhirat. Semoga Allah SWT juga senantiasa membimbing kita untuk selalu mengingat Allah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik-baiknya pada Allah SWT. Aamiin Ya Robbal ‘Aalamiin….

 

 

Isi naskah artikel yang dimuat pada Golantang seluruhnya menjadi tanggungjawab penulis atau di luar tanggungjawab panitia