Oleh: Fera Fadhilah Hanifah

Penyuluh KB Ahli Muda. Kota Bandung, Jawa Barat

 

Sekolah lansia telah menjadi fenomena yang semakin populer di berbagai negara termasuk Indonesia. Hal ini tidak lain sebagai respons terhadap peningkatan angka harapan hidup yang merangkak naik di setiap tahunnya. Pada tahun 2045, diperkirakan jumlah lansia di Indonesia akan mencapai seperlima dari total populasi penduduk. Berdasarkan data BPS 2020, penduduk lansia di Indonesia berjumlah 26,82 juta jiwa, atau sekitar 9,92% dari total populasi. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang menuju era penduduk menua (ageing population), karena persentase penduduk lansia hampir mencapai angka 10%. Lansia dapat menjadi potensi besar bagi suatu negara bila lansia tersebut tetap berperan aktif diberbagai aspek kehidupan. Tentu kondisi itu dapat terwujud dengan memenuhi kebutuhan lansia akan lingkungan yang mendukung dan bermakna. 

Salah satu aspek yang semakin diakui dari sekolah lansia adalah potensinya untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan emosional lansia. Sekolah Lansia BKL: Sekolah Lansia adalah salah satu upaya pendidikan secara non formal yang dilakukan sepanjang hayat bagi lanjut usia (long life education). Adapun untuk Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah wadah kelompok kegiatan masyarakat yang terdiri dari keluarga Lansia yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, dan keterampilan keluarga Lansia dan Pralansia untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan Lansia dan Pralansia. 

Integrasi Sekolah Lansia dan BKL adalah salah satu upaya pendidikan secara non formal yang dilakukan sepanjang hayat bagi lanjut usia untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan keterampilan keluarga Lansia dalam meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan Lansia. Partisipasi aktif dalam pembelajaran seumur hidup: Perkembangan sekolah lansia di kelompok BKL menawarkan berbagai program dan kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan minat lansia. Dari kelas seni dan keterampilan praktis hingga lokakarya kesehatan dan diskusi kelompok, partisipasi aktif dalam pembelajaran seumur hidup dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan rasa pencapaian, yang semuanya berkontribusi pada kebahagiaan lansia. 

Penguatan Jaringan Sosial dan Dukungan Emosional: Sekolah lansia BKL menjadi tempat untuk membangun dan memperluas jaringan sosial yang berharga. Melalui interaksi dengan sesama lansia, staf pengajar, dan relawan, lansia dapat merasakan dukungan emosional, rasa keterhubungan, dan rasa memiliki yang penting untuk kesejahteraan emosional. Diskusi kelompok, acara sosial, dan kegiatan kelompok lainnya memungkinkan lansia untuk merasakan arti pentingnya bagian dari komunitas. Membangun Rasa Diri yang Positif dan Makna dalam Kehidupan: Partisipasi dalam sekolah lansia BKL juga dapat membantu lansia untuk membentuk rasa diri yang positif dan menemukan makna dalam kehidupan mereka di tahap-tahap akhir kehidupan. Melalui eksplorasi minat dan bakat baru, serta pemberian kontribusi kepada komunitas, lansia dapat merasa berarti dan diterima dalam masyarakat. 

Dalam dunia yang semakin menua, sekolah lansia BKL adalah sumber daya yang berharga untuk meningkatkan kesejahteraan emosional lansia. Penting bagi pemerintah, organisasi masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk mendukung dan mempromosikan sekolah lansia BKL ini sebagai salah kegiatan yang banyak manfaatnya. Investasi dalam program pendidikan seumur hidup (long life education) dan infrastruktur sekolah lansia dapat membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat yang menua. Dengan menyediakan lingkungan yang mendukung, inklusif, dan bermakna, sekolah lansia BKL membuka pintu kepada kebahagiaan bagi lansia dan membantu mereka menikmati masa tua dengan penuh semangat dan makna.

Isi naskah artikel yang dimuat pada Golantang seluruhnya menjadi tanggungjawab penulis atau di luar tanggungjawab panitia