Angklung merupakan alat musik asal Indonesia yang terdiri atas 2 sampai 4 tabung bambu yang digantung dalam bingkai bambu pula. Ikatannya menggunakan tali rotan. Tabung ini dipangkas dan dipotong dengan hati-hati oleh pengrajin angklung ahli demi menghasilkan nada tertentu. Angklung tradisional menggunakan tangga nada pentatonik. Alat musik angklung berkaitan erat dengan adat istiadat, identitas budaya, dan seni di Indonesia. Alat musik ini biasa dimainkan saat upacara tertentu, seperti penanaman padi, panen, sampai khitanan.

Setiap satu angklung bisa menghasilkan satu nada atau akord dan beberapa pemain harus berkolaborasi jika ingin memainkan melodi. Meski terlihat sederhana, dari segi permainannya, pemain harus berkolaboras, harus saling bekerja sama, menghormati, disiplin dalam kebersamaan, bertanggung jawab, berkonsentrasi, mengembangkan memori, serta perasaan artistik satu sama lain.

Selain merangsang fungsi motorik, permainan angklung juga menstimulasi kognitif agar pemainnya tetap fokus mengingat dan mengenal nada, sambil menselaraskan dengan pemain lainnya. Diwaktu yang bersamaan dimensi fisik, dimensi vokasional, dimensi intelektual, dimensi lingkungan dan dimensi sosial distimulasi secara bersamaan dan simultan. Beberapa peneltiian menunjukkan bahwa bermain angklung menurunkan lonelines indeks dan meningkatkan indeks kebahagiaan lansia.

 

Sumber :
CeFAS URINDO