Oleh : Eliza Dwi Agustina (Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan)
Pensiun ? Satu kata sejuta rasa. Bagi sebagian besar pekerja, pensiun adalah momok yang menakutkan. Meskipun kedatangannya sudah pasti, namun banyak orang yang tidak siap menghadapinya. Mereka merasa cemas dan takut ketika masa pensiun semakin dekat.
Ketua Umum Persatuan Wredhatama Republik Indonesia (PWRI), yang juga Pembina Gerakan Nasional Lansia Peduli, Prof. Haryono Suyono, M.A., Ph.D., menyatakan, sebagian besar lansia tak siap memasuki pensiun. Mereka takut, tidak tahu akan melakukan apa setelah masa pensiun. Takut tidak berdaya guna, takut tidak memiliki dana cukup untuk kehidupan di masa pensiun, takut kesehatan fisik dan mental akan menurun, dan tidak bahagia menjalani kehidupan.
“Bukan kesulitan yang membuat takut, tetapi ketakutanlah yang membuat sesuatu menjadi sulit” (Seneca, Filsuf Romawi di zaman Kaisar Nero)
Masa pensiun merupakan akhir dari pola hidup seseorang secara kedinasan, atau dapat disebut sebagai masa transisi ke pola hidup yang baru. Pensiun menyangkut adanya perubahan peran, keinginan, dan nilai. Dalam hal ini, dukungan dari orang-orang terdekat, khususnya keluarga akan sangat membantu pensiunan dalam menyesuaikan dirinya, sehingga membangkitkan kembali semangat dan rasa percaya dirinya dalam menghadapi realitas kehidupan.
Kehidupan di masa pensiun bukanlah untuk diratapi, tetapi harus disyukuri. Pensiun bukanlah akhir dari kegiatan produktif, tetapi merupakan awal babak baru yang penuh kesempatan untuk mengembangkan minat, hobi, dan memberikan kontribusi kepada masyarakat dan lingkungan sekitar.
Sobat, tahukah kamu banyak hal yang dapat kita lakukan ketika memasuki masa pensiun ? Jangan resah dan gelisah dengan pensiunmu. Kita tetap dapat memberikan makna, kepuasan, dan kebahagiaan dalam hidup. Menciptakan masa tua yang bahagia, menjadi lansia tangguh yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, dan Produktif).
Masa pensiun sejalan dengan kelanjutusiaan dan adanya proses penuaan. Secara alamiah, proses penuaan akan diikuti oleh penurunan fungsi intelektual (Dimensi Intelektual), misalnya gangguan persepsi, gangguan bahasa dan komunikasi, serta penurunan daya ingat. Untuk mengantisipasi hal tersebut, diperlukan usaha untuk terus menerus menstimulasi dan mengaktifkan kerja otak, dengan berbagai macam aktivitas yang dapat memacu tumbuh/terbentuknya sel-sel baru, serta memperkuat jaringan sinaps pada otak.
Nah, salah satu ide kreatif yang dapat kamu lakukan adalah dengan berkebun. Mengembangkan hobi berkebun dan berkegiatan di alam tidak hanya dapat menikmati keindahan alam, tetapi juga dapat menjaga kesehatan fisik dan mental kita. Selain memberi kesempatan untuk berolahraga dan berinteraksi dengan alam secara langsung, kita juga dapat merasakan kepuasan yang mendalam ketika melihat tanaman kita tumbuh dan berkembang dengan baik. Memiliki kebun sayur dan buah dengan aneka ragam jenis dan warna warni, tentunya membuat diri kita berelaksasi dan terhubung dengan alam, sehingga dapat meningkatkan kebahagiaan dan ketenangan dalam jiwa.
Selain itu, berkebun juga dapat meningkatkan kreativitas dan hobi. Merangsang pikiran, menikmati waktu luang dengan maksimal. Menghabiskan waktu untuk mengekspresikan diri secara kreatif, selain menyenangkan, juga bisa menjadi terapi yang menenangkan. Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru. Kita dapat memanfaatkan pekarangan rumah, berkreasi dan berinovasi untuk menanam aneka sayuran dan buah-buahan.
Lahan pekarangan rumah memiliki potensi yang besar jika dikelola secara optimal. Lahan pekarangan dapat menyediakan kebutuhan pangan yang sehat dan higienis bagi keluarga. Jika jumlah tanaman pangan dari lahan pekarangan melimpah, maka hal tersebut dapat meningkatkan pendapatan keluarga, atau dapat pula menjadi ladang pahala jika hasil kebun tersebut dibagikan kepada tetangga dan keluarga lainnya.
Adapun sayuran/buah-buahan yang ditanam diperoleh dengan pemanfaatan sisa-sisa makanan keluarga, sehingga dapat melakukan cost saving (penghematan biaya). Kemudian, untuk menyuburkan tanaman, gunakan pupuk kandang yang dapat diperoleh dari peternak ayam. Selanjutnya, untuk mengembangkan wawasan tentang dunia berkebun dan ide jenis sayur/buah lainnya, sebagai referensi kita dapat melakukan browsing melalui g**gle atau you**be.
Berikut ini contoh tanaman pangan yang kami hasilkan dengan memanfaatkan pekarangan rumah dan sisa makanan keluarga, yaitu labu manis, cabai, cung kediro, mangga, pisang, jambu Jamaika, jeruk manis, jeruk kunci, kedondong, pepaya, dan sebagainya.
https://golantang.bkkbn.go.id/upload/artikel/1715517908jaklD.jpg
https://golantang.bkkbn.go.id/upload/artikel/17155191608Ygc0.jpg
Lihat Kebunku, Warna Warni Pensiunku... Sumber : Dokumentasi Pribadi (Ayahku)
Pensiun bukanlah akhir dari produktivitas diri. Dengan menjalani kegiatan-kegiatan yang produktif dan bermakna, kita dapat menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional, serta memperkaya kualitas dan kebahagiaan hidup setelah memasuki masa pensiun.
REFERENSI
Bolly, Y, dkk. 2022. Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah Berbasis Ramah Lingkungan (Use of Environment Friendly Based House Yard). KREATIF : Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara Vol. 2, No. 1, Hal. 56-60.
Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan BKKBN RI. 2023. Panduan Pendampingan Perawatan Jangka Panjang (PJP) Bagi Lansia Berbasis Keluarga. Jakarta : BKKBN RI.
Direktorat Bina Ketahanan Lansia dan Rentan BKKBN RI. 2022. LANSIA TANGGUH Dengan Tujuh Dimensi (Bahan Penyuluhan Bina Keluarga Lansia). Jakarta : BKKBN RI.
Kadarisman, M. 2011. Menghadapi Pensiun dan Kesejahteraan Psikologis Pegawai Negeri Sipil. Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS Vol. 5, No. 2, Hal. 45-61.
Mintarja, Jim. 2017. True Life Begins at 50+. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Sun Life Indonesia. 2024. 7 Kegiatan yang Bisa Dilakukan Setelah Pensiun agar Tetap Produktif. https://www.sunlife.co.id/id/life-moments/preparing-to-retire/kegiatan-produktif-setelah-pensiun/.
Isi naskah artikel yang dimuat pada Golantang seluruhnya menjadi tanggungjawab penulis atau di luar tanggungjawab panitia