Akhir-akhir ini berita duka silih berganti, Pandemi Covid-19 belum berakhir. Kematian merupakan penghentian secara permanen semua fungsi tubuh yang vital atau akhir dari kehidupan manusia. Peningkatan kesadaran mengenai kematian timbul saat individu beranjak tua, yang biasanya meningkat pada masa dewasa menengah, yang menandakan bahwa usia paruh baya merupakan saat orang dewasa mulai berpikir lebih jauh mengenai berapa waktu yang tersisa dalam hidup mereka. Rasa cemas terhadap kematian dapat disebabkan oleh kematian itu sendiri danapa yang akan terjadi sesudah kematian, sanak dan keluarga yang ditinggalkan, atau merasa bahwa tempat yang akan dikunjungi setelah kematian sangat buruk. Kecemasan dalam menghadapi kematian akan semakin membuat para lansia tidak siap dalam menghadapi kematian. Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi yang membuat seseorang siap untuk memberi respon terhadap suatu situasi. Keadaan lansia yang telah siap untuk menghadapi dan menerima kematian tidak menimbulkan penyesalan maupun ketakutan apapun ketika kematian terjadi.

 

Pandangan lansia tentang kematian memengaruhi kesiapan lansia dan menghadapi kematian. Lansia yang memi-liki iman dan kesadaran bahwa kematian akan membawa mereka kembali kepada Tuhan akan membuat mereka menerima kematian yang akan datang. lansia yang memiliki keyakinan yang kuat terhadap Tuhan akan memiliki keberanian ketika berhadapan dengan kematian dan kesakitan. Siap atau tidak siapnya lansia dilatarbelakangi oleh usia yang sudah menua dan pemahaman bahwa kematian adalah sesuatu yang tidak bisa dielakkan. Kesiapan lansia yang dipengaruhi oleh usia juga dinyatakan oleh Nelson dan Nelson bahwavariabel usia berhubungan dengan ketakutan pada kematian, lansia memiliki sedikit rasa takut terhadap kematian dibandingkan dengan individu. pada usia dewasa awal. Selain itu, pengertian bahwa kematian tidak dapat ditolak membuat lansia merasa siap jika sewaktu-waktu akan meninggal. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Chusairi bahwa kematian dipandang sebagai sesuatu yang tak terelakkan dan dapat terjadi kapan saja, sehingga dapat menimbulkan kecemasan pada seseorang. 

Terkait ketidaksiapan lansia menghadapi kematian dipengaruhi oleh perbuatan mereka di masa lalu maupun keinginan mereka untuk terus memelihara anak dan cucunya. Lansia yang tidak siap dikarenakan ingin terus hidup bersama keluarga mengalami kekhawatiran bahwa mereka tidak dapat kembali ke dunia dan berkumpul bersama dengan orang-orang yang mereka cintai. Menurut Shihab rasa cemas terhadap kematian juga dapat disebabkan oleh kematian itu sendiri dan yang akan terjadi sesudahnya merupakan suatu misteri, adanya pemikiran tentang keluarga yang ditinggalkan, serta perasaan bahwa tempat yang akan dikunjungi sangat buruk. (Naftali, Ananda Ruth, Yulius Yusak Ranimpi, 2017)

 

Sumber :

Naftali, Ananda Ruth, Yulius Yusak Ranimpi, M. A. A. (2017) Kesehatan Spiritual dan Kesiapan Lansia dalam Menghadapi Kematian, Buletin Psikologi. Available at: https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=lansia+menghadapi+kematian (Accessed: 10 August 2021).

 

Kesiapan Lansia dalam Menghadapi Kematian

 

Sumber :
Naftali, Ananda Ruth; Buletin Psikologi.