Jumlah lansia yang terus meningkat baik di Indonesia maupun di dunia, membawa serta berbagai permasalahan yang harus diantisipasi dan dicarikan jalan keluarnya. Masalah yang biasanya muncul pada masa lansia biasanya berkaitan dengan masalah kehilangan. Mereka kehilangan rutinitas dan kesibukannya setiap hari karena sudah pensiun, kehilangan teman dekat karena meninggal, mungkin juga kehilangan pasangan hidup, sekaligus ditinggalkan anak karena sibuk bekerja atau karena telah memiliki keluarga sendiri. Perasaan kehilangan yang dirasakan lansia nantinya dapat berubah menjadi perasaan kesepian.

Lansia yang sudah biasa melewatkan hari-harinya dengan kesibukan pekerjaan, maka setelah pensiun mereka akan kehilangan kesibukannya dan merasa tidak diperlukan lagi. Hal ini kemudian cenderung menyeret perasaannya ke arah ketidakbermaknaan diri dan semakin terpuruk dalam perasaan kesepian.

Perasaan kesepian yang dialami oleh lansia secara bertahap cenderung memberikan pengaruh negatif terhadap kondisi kesehatan mereka. Kesepian berkaitan erat dengan menurunnya ketangguhan seseorang menghadapi stres dan peluang munculnya upaya yang tidak layak untuk mengatasi stres. Hal ini cenderung memberi ancaman yang lebih besar bagi berkembangnya penyakit. Tidak hanya itu, perasaan kesepian jika lebih parah nantinya dapat berlanjut menjadi depresi.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh lansia untuk mencegah atau mengurangi beban dari masalah-masalah yang mereka hadapi adalah dengan lebih mendekatkan diri pada sang Pencipta, melalui ibadah, doa dan penyembahan. Dalam hal ini tingkat religiusitas yang tinggi sangat dibutuhkan oleh lansia agar mereka terhindar dari kesepian. Dengan terlibat dalam kegiatan keagamaan seseorang akan merasa kuat dan merasakan kedamaian batin.

Aspek spiritual sangat berperan, baik bagi laki-laki maupun perempuan lansia dalam mengatasi kesepian dan kehampaan diri mereka. Jika lansia memperoleh dukungan spiritual yang cukup, mereka akan menjadi lebih berdaya dan lebih percaya diri untuk menghadapi kehidupan di hari-hari mendatang. Lansia yang merasa dekat dengan Tuhan, maka kehilangan yang dirasakan tadi dapat segera digantikan melalui kedekatannya dengan Tuhan. Lansia yang religius mampu mengatasi perasaan kesepiannya. Namun, kenyataan yang terjadi adalah bahwa tidak semua lansia memiliki kebutuhan religius yang kuat.

Menurut penelitian yang dilakukan di PWRI Sumatera Barat, terlihat hasil bahwa orang subjek (75%) memiliki perasaan kesepian yang rendah. Religiusitas pada lansia pensiunan PWRI berada pada kategori tinggi (85%). Dengan demikian, semakin tinggi religiusitas maka akan semakin berkurang kesepian yang dirasakan oleh lansia, begitu juga sebaliknya. Jadi dapat dikatakan bahwa lansia yang memiliki religiusitas yang tinggi lebih mampu mengatasi perasaan kesepian yang dirasakannya.

Kualitas beragama yang semakin baik pada lansia akan berdampak pada kehidupan yang dijalaninya, dimana semakin religius seseorang maka segala perbuatannya akan selalu terarah pada ajaran agama yang diyakininya, sehingga dalam menghadapi masalah, seseorang tidak langsung menanggapinya dengan sikap negatif seperti stres dan depresi. Individu yang religius menyadari bahwa semua masalah itu datang dan bersumber dari Allah, sehingga apapun yang terjadi individu akan mampu mengatasinya dengan lebih mendekatkan diri pada Allah melalui ibadah, do’a, dan penyembahan. Penelitian Johnson & Mullins (1989) memperlihatkan bahwa keterlibatan religius memberikan kontribusi positif terhadap penyesuaian diri lansia, dimana keterlibatan beragama berhubungan dengan aspek sosial dan emosional dari kesepian. Secara sosial, partisipasi dalam kegiatan keagamaan menyediakan kesempatan kepada lansia untuk mendukung relasi sosialnya dengan orang lain. Secara emosional, kepercayaan beragama menyediakan jaminan pada lansia berupa nilai dan kepercayaan dalam hidupnya yang relatif mampu mengatasi kehilangan dalam kontak sosial.

 

 

Rany Widashanti

Sumber :
Penelitian tentang Religiusitas dan Kesepian Pada Lansia PWRI Cabang Koperindag Sumatera Barat oleh Rahmi, Ibrahim, Rinaldi