Tindakan terorisme dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini menjadi salah satu ancaman bagi masyarakat dunia. Banyak peristiwa tercatat dan terekam dalam ingatan warga dunia tentang berbagai tindakan terorisme ini. Tindakan terorisme sendiri sering dialamatkan kepada mereka, sekelompok warga negara yang pada umumnya secara ekonomi, politik, sosial, budaya, dan hukum, berada dalam posisi minoritas dan tidak mendapatkan keadilan dari negaranya, sehingga mencoba melakukan suatu perlawanan dengan jalan kekerasan yang mereka pilih dengan tujuan segera direspon dan didengar oleh subyek yang menjadi sasaran utama mereka.

Terorisme yang dipicu radikalisme, merupakan kejahatan luar biasa, yang merusak keamanan umat manusia di seluruh dunia. Aksi radikalisme dan terorisme bukanlah bentuk monopoli satu agama, melainkan ada di setiap agama, kelompok, bahkan berpotensi ada di setiap individu manusia. Segala bentuk terorisme yang mengatasnamakan agama, sejatinya adalah manipulator agama dan tidak terkait dengan agama apapun. Ini menjadi musuh kita bersama, kita harus bersatu untuk menanggulanginya. Radikalisme dan terorisme berpotensi merusak kedaulatan satu bangsa, dan harus dicegah dan ditangkal sejak dini dalam konteks keluarga.

Keluarga memiliki peranan penting dalam upaya mencegah meluasnya paham radikalisme yang mengarah ke arah terorisme. Keluarga memiliki tanggungjawab untuk secara aktif memberikan pencerahan dan pendidikan ideologi, agama maupun nilai moral lainnya baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat secara luas. Dalam hubungan keluarga, ada cinta, trust atau kepercayaan, dan kesediaan berkorban. Dengan begitu, mereka sulit berkhianat karena memiliki hubungan keluarga

Kontrol orang tua dan komunikasi yang terjalin di dalam keluarga sangat penting untuk mendiskusikan hal-hal yang anak-anak dengar dan temukan di luar. Usia remaja bahkan yang masih labil seperti para mahasiswa membutuhkan jangkar yang kuat dari keluarga agar mereka berlabuh secara tegas pada idiologi yang lebih moderat dalam mendukung NKRI.  Bahkan ketika orang tua sudah lansia sekalipun tetap memiliki tanggungjawab yang besar dalam menjaga keutuhan melalui penanaman nilai-nilai keangsaan, moral dan spiritual. Memiliki ikatan keluarga yang kuat menjadi tameng dalam menangkal paham-paham radikalisme. 

Sumber :
CeFAS URINDO dikutip dari berbagai sumber