Washington, D.C. – 14 April 2020 – Wabah COVID-19 menyebabkan krisis yang tidak hanya mengancam kesehatan fisik milyaran jiwa di dunia, namun juga kesehatan mental. Menyadari hal tersebut dan sebagai upaya pencegahan dampak negatif pandemi COVID-19, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington, D.C. pada tanggal 14 April 2020 menyelenggarakan penyuluhan virtual kesehatan mental bertajuk “Gaya Hidup Sehat di Tengah Pandemi COVID-19 di Kalangan Lansia di Amerika Serikat (AS)”.

Kegiatan yang digagas KBRI bekerjasama dengan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) dan Pos Kesehatan Diaspora Indonesia KBRI Washington, D.C. tersebut diikuti oleh sekitar 65 peserta konferensi video, yang sebagian besar adalah Warga Negara Indonesia (WNI) Lansia di wilayah District of Columbia, Maryland dan Virginia (DMV).

Melalui siaran langsung live-streaming dari laman Facebook KBRI Washington, D.C., kegiatan ini berhasil menjangkau lebih dari 2000 impresi dari pemirsa daring. Berikut tautan acara tersebut: https://www.facebook.com/167156993310252/videos/274716323535254/

Selain berisi paparan umum mengenai gaya hidup sehat, kesempatan ini juga dimanfaatkan untuk secara khusus membahas kiat-kiat pengelolaan stres dan pencegahan dampak psikis negatif dari wabah COVID-19.

Dalam sambutan pembukaannya, Kuasa Usaha Ad-Interim (Wakil Duta Besar) KBRI Washington, D.C., Iwan Freddy Hari Susanto, menggarisbawahi pentingnya acara ini sebagai salah bentuk kesinambungan komitmen KBRI Washington, D.C. untuk selalu hadir dan mendukung masyarakat Indonesia di Amerika Serikat untuk melewati masa sulit pandemi virus korona ini.

“COVID-19 adalah isu yang berdampak sangat luas dan multi-dimensional, bukan hanya dari aspek kesehatan dan sosial, namun juga dari sisi psikologis. Jelas ini memerlukan respon dengan pendekatan yang komprehensif, sehingga acara penyuluhan ini menjadi sangat penting dan relevan,” tambah Iwan.
Hadir sebagai narasumber adalah dr. Octaviani Ranakusuma, Psikolog dan Asisten Profesor Psikologi Universitas YARSI, serta dr. Aliah Purwakania Hasan, Psikolog dan Dosen Psikologi Universitas Al-Azhar Indonesia. Kedua ahli psikologi tersebut juga merupakan anggota Tim Psikolog KOWANI.

“Ketika KBRI Washington, D.C. pertama kali menyampaikan inisiatif kolaborasi yang sangat baik ini kepada kami, KOWANI langsung menyambut dengan sangat positif. Selain selaras dengan visi dan misi organisasi, kebetulan kami juga memiliki divisi khusus yang cocok dengan tema pertemuan ini, yaitu Divisi Sosial, Kesehatan, dan Kesejahteraan Keluarga,” ujar Giwo Rubianto Wiyogo, Ketua Umum KOWANI, dalam sambutannya.

Dalam penyuluhan virtual kesehatan mental ini, para narasumber memaparkan pengelolaan dampak pandemi COVID-19 yang banyak menimbulkan kebingungan dan ketakutan di kalangan publik, terutama kaum Lansia. Tidak jarang, hal tersebut berujung kepada peningkatan kadar stres dan bahkan depresi.

“Ketakutan akan wabah ini merupakan hal yang wajar. Kuncinya adalah bagaimana kita bisa mengelola hal tersebut sehingga tidak berujung depresi yang berakibat menurunnya kondisi dan daya tahan tubuh. Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk selalu berpikir positif dan melakukan kegiatan-kegiatan yang membawa kebahagiaan,” jelas dr. Octaviani dalam paparannya.

Kerentanan para Lansia terhadap dampak negatif akut COVID-19 juga menjadi pertimbangan khusus untuk terus memberikan dukungan psikologis dan sosial dari lingkungan sekitar. “Jadi bukan hanya penting bagi kaum lansia untuk diberikan penyuluhan mengenai bagaimana menjaga sanitasi diri dan mitigasi medis, kita juga perlu membentuk sistem atau ekosistem dukungan sosial berkesinambungan yang akan berdampak sangat positif secara psikis,” jelas dr. Aliah.

Kegiatan penyuluhan yang dimoderatori oleh dr. Sherryn, diaspora Indonesia yang tengah belajar pada program Master Studi Kesehatan Publik di Johns Hopkins University, ini juga mengajak para peserta untuk melakukan praktik langsung pengelolaan stres, salah satunya melalui metode deep breathing.

Momentum dan pelaksanaan program tersebut mendapat sambutan yang sangat positif dari para pemirsa. Salah satunya adalah May Lestari, seorang WNI Lansia asal Virginia. “Tema yang sangat pas sekali. Terima kasih untuk kegiatan yang sangat baik ini. Tanpa pikir panjang, saya langsung share video kegiatan ini supaya teman-teman saya yang lain ikut nonton,” ujarnya.

Selain pemirsa, apresiasi juga diberikan oleh narasumber. “Sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi saya untuk bisa berkontribusi dalam acara ini. Selain itu, saya juga memberikan apresiasi yang besar kepada KBRI Washington, D.C. yang telah memiliki sistem pemantauan WNI, khususnya para Lansia, yang cukup komprehensif dan berkesinambungan,” ujar dr. Aliah dalam sesi tanya jawab.

Selain itu, dr. Aliah juga menambahkan bahwa keberadaan Program Pos Kesehatan Diaspora Indonesia KBRI Washington, D.C. ini juga menjadi bukti bahwa sistem dukungan sosial untuk menanggulangi dampak wabah COVID-19 sudah mulai terbangun dengan baik.

Ke depan, sesi penyuluhan kesehatan mental ini akan diperluas cakupannya dengan menjaring lebih banyak lagi WNI Lansia di AS. “Kegiatan ini adalah pilot project-nya. Kami tengah berkoordinasi dengan Perwakilan-Perwakilan RI di wilayah lainnya di AS untuk melaksanakan program yang sama,” ujar Theodorus Satrio Nugroho, Ketua Satgas COVID-19 KBRI Washington, D.C.

Sumber :