Delapan Fungsi Keluarga dalam

                                                   pendampingan Lansia Tangguh

 

 

disusun oleh :

Wahyuningsih, SE

( Penyuluh KB Kec. Wonoasri Kab. Madiun )

 

"Menjadi tua itu seperti pohon - makin tua, makin banyak akar yang tumbuh dan makin kuat. Terimalah anugerah menjadi tua dan semua kekuatan dan ketahanan yang dibawanya."

 

Populasi dunia menua dengan cepat. Pada tahun 2020, 1 miliar orang di dunia berusia 60 tahun ke atas. Angka tersebut akan meningkat menjadi 1,4 miliar pada tahun 2030, mewakili satu dari enam orang secara global. Pada tahun 2050, jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas akan meningkat dua kali lipat hingga mencapai 2,1 miliar. Jumlah penduduk berusia 80 tahun atau lebih diperkirakan meningkat tiga kali lipat antara tahun 2020 dan 2050 hingga mencapai 426 juta.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, persentase penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia sebesar 10,48% pada 2022. Angka tersebut turun 0,34% poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 10,82%. Seiring dengan turunnya persentase lansia, rasio ketergantungan mereka pun berkurang menjadi 16,09 pada 2022.

Menua atau menjadi tua adalah suatu proses biologis yang tidak dapat dihindari. Proses penuaan terjadi secara alamiah. Hal ini dapat menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis (Mustika, 2019). Lansia merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya bisa dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.

Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, diantaranya kulit mulai mengendur, timbul keriput, rambut beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah. Kemunduran lain yang terjadi yaitu kemampuan-kemampuan kognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat dan tidak mudah menerima hal/ide baru.

Memasuki usia tua bukanlah proses yang mudah bagi seseorang. Selalu ada sisi kemanusiaan, sensitifitas, romansa kehidupan yang telah berlalu. Apalagi jika ini dikaitkan dengan status atau profesi yang mungkin harus terhenti karena faktor usia, tidak semua orang bisa dengan mulus dapat meluaskan hati dan pikiran dalam penerimaan kondisi tersebut. Tak jarang banyak yang kemudian mengalami Post Power Syndrom.

Karenanya penting untuk melibatkan anggota keluarga agar dapat mendampingi lansia dalam memasuki masa tuanya. Menemani dan mendampingi mereka sehari-hari. Agar mereka bisa mendampingi lansia dalam memasuki masa tuanya sebagai proses alami yang diterima dan dilalui dengan arif dan tetap mengalir. Sebagaimana kita tahu ada delapan fungsi keluarga untuk mewujudkan ketahanan keluarga. Maka sudah seyogyanya bila delapan fungsi keluarga ini juga diterapkan dalam pendampingan lansia untuk mewujudkan ketahanan lansia utamanya agar dapat memiliki mental yang tangguh.

Fungsi Keagamaan

Bagaimana Keluarga bisa memfasilitasi maupun mendampingi lansia agar tetap dapat melaksanakan ibadah dengan baik, baik di rumah, tempat ibadah maupun komunitas keagamaan lainnya. Karena sebagai asupan rohani, melaksanakan ibadah sangat dibutuhkan untuk mendekatkan lansia dengan Pencipta-NYA, memberi rasa damai untuk mempersiapkan bekal di sisa usia. Ada beberapa manfaat dari aktivitas religius bagi lansia:

1. Lansia lebih dapat menerima diri dan jalan kehidupan

Kunci dari successful aging adalah penerimaan atas apa yang sudah dijalani dan dicapai oleh lansia.

Dengan aktivitas religius, lansia bisa belajar menerima takdir Tuhan, dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.

2. Lebih tenang menjalani kehidupan

Dengan aktivitas religus, lansia mempersiapkan diri menuju kehidupan dan mengubah diri menjadi manusia yang lebih baik, lebih bersyukur.

Mensyukuri hari ini dan mengikhlaskan yang telah berlalu.

3. Dapat menyesuaikan diri dengan fase-fase sebagai lansia

Dengan aktivitas religius, lansia juga lebih siap menerima fase kehidupan sebagai lansia. 

4. Lebih siap menghadapi kehidupan selanjutnya

Dengan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, lansia lebih siap menghadapi kehidupan selanjutnya.

Kematian adalah hal yang paling ditakuti lansia, padahal sebenarnya kalau meyakini, kematian bukan akhir kehidupan tetapi awal kehidupan untuk bertemu dengan Tuhan, sehingga aktivitas religius memberikan harapan, adanya amal kebaikan yang diterima Tuhan. Sebagaimana ada quote yang menarik yang bisa diambil hikmahnya: “ Hidup hanya sekali jangan menua tanpa arti ”

 

Fungsi Sosial Budaya

Bagaimana keluarga dapat meluangkan waktu, melakukan komunikasi dengan baik, memberikan perhatian dan kepedulian pada Lansia dan tetap memberikan kesempatan pada lansia untuk bahasa jawanya tetap nguri uri budaya warisan leluhur dan mewariskannya pada anak cucunya . Kegiatan yang diadakan untuk lansia, seperti memasak,  merangkai  bunga, melukis, paduan suara, karawitan, nonton bareng wayang bersama komunitas lansia untuk pengisian  waktu luang  yang  bermanfaat  baik  dalam penyaluran hobi maupun membuka peluang pekerjaan.

 

Fungsi Cinta dan Kasih Sayang

Bagaimana keluarga dapat memberikan rasa cinta dan kasih sayang, rasa aman, serta memberikan perhatian pada lansia, sabar dengan segala keterbatasannya, agar kesehatan mental lansia bisa terjaga. Jangan sampai Lansia ini merasa sendiri dan merana di usia tuanya. Salah satu hal yang sangat penting dibutuhkan Lansia di usia senjanya adalah komunikasi yang baik dari anggota keluarga. Jangan karena kesibukan lantas mengabaikan keberadaan Lansia. Hal ini secara emosional dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan atau mentalnya yang kemudian dapat berpengaruh pada kesehatannya. Merasa menjadi bagian dari keluarga membantu lansia merasa dianggap dan diterima Perasaan-perasaan tersebutlah yang membuat para lansia merasa bahagia sehingga terjaga kesehatan mentalnya. Disamping hal hal tersebut diatas, berikut ini adalah beberapa tips penting untuk menjaga kesehatan mental lansia:

1.Pertahankan Aktivitas Sosial

Interaksi sosial yang teratur adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental.

Melibatkan diri dalam kegiatan komunitas atau klub lansia dapat membantu mengatasi perasaan kesepian dan menjaga pikiran tetap aktif.

2. Jaga Keseimbangan Emosi

Lansia mungkin mengalami perubahan emosi yang lebih sering. Penting untuk memahami perasaan mereka dan mengakui kekhawatiran atau kecemasan yang mereka alami.

Berbicara dengan anggota keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental dapat membantu mengelola emosi dengan lebih baik.

3. Tetap Fisik dan Aktif

Berolahraga secara teratur tidak hanya baik untuk kesehatan fisik, tetapi juga memiliki manfaat besar bagi kesehatan mental.

Olahraga ringan seperti berjalan atau berenang dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan suasana hati, dan memperbaiki kualitas tidur.

4. Jaga Pola Makan yang Seimbang

Makanan yang sehat dan seimbang sangat penting untuk menjaga kesehatan mental.

Lansia sebaiknya mengonsumsi makanan bergizi tinggi, termasuk buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan, dan sumber protein lainnya.

Hindari makanan olahan dan gula berlebihan, karena dapat memengaruhi suasana hati dan energi.

5. Jaga Kualitas Tidur

Tidur yang cukup dan berkualitas adalah elemen penting dalam menjaga kesehatan mental.

Lansia sebaiknya menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, menghindari kafein atau minuman beralkohol sebelum tidur, dan menjaga rutinitas tidur yang teratur.

6. Lakukan Kegiatan yang Membawa Kepuasan

Melakukan kegiatan yang dihargai dan dicintai membantu menjaga kesehatan mental.

Lansia dapat menemukan hobi baru, bermain musik, membaca, atau melakukan kegiatan sukarela yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan masyarakat sekitar.

7. Cari Dukungan dan Bantuan

Penting bagi lansia untuk mencari dukungan dari orang terdekat, teman, atau kelompok pendukung.

Berbagi pengalaman dan perasaan dengan orang lain dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Menjaga kesehatan mental lansia membutuhkan perhatian dan komitmen yang berkelanjutan. Dengan mengikuti tips ini dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental, lansia dapat menjaga kesehatan mental mereka, meningkatkan kualitas hidup, dan menikmati masa tua dengan lebih baik.

 

Fungsi Perlindungan

Bagaimana keluarga dapat melindungi lansia dari tindakan-tindakan yang tidak baik. Keluarga memunculkan suasana aman, nyaman, adil, dan terlindungi. Keluarga tempat mengadu semua masalah yang dihadapi lansia. Juga bagaimana agar keluarga dapat membantu menjaga kesehatan dan keselamatan lansia ketika ada di ruang terbuka dan bangunan, transportasi dan perumahan (sebagai ciri utama lingkungan psikis kota) mempunyai dampak yang besar terhadap keselamatan dan keamanan lansia, khususnya yang berkaitan dengan pencegahan kecelakaan dan insiden serta keamanan dari kejahatan. WHO lebih lanjut menyebutkan rasa keselamatan dan keamanan sehubungan dengan penggunaan transportasi umum (seperti masalah pencurian atau perilaku antisosial), yang mungkin berdampak pada penggunaan layanan tersebut oleh orang lanjut usia. Mengenai perumahan, rumah harus aman dan terletak di lokasi yang menguntungkan. Lingkungan yang familiar, dimana orang-orang merasa menjadi bagian dari komunitas lokal, dapat menambah “keamanan psikologis”. Sehubungan dengan partisipasi sosial, keselamatan pribadi, terutama pada jam-jam gelap, dianggap sebagai hambatan potensial. Sehubungan dengan partisipasi masyarakat, mungkin ada masalah keamanan pada acara-acara besar yang bersifat sipil, menurut laporan WHO.

 

Fungsi Reproduksi

Bagaimana keluarga dapat melakukan pendampingan lansia agar lansia dapat menjalani masa tuanya dimana ada penurunan kemampuan seksual dan dapat saling mengasihi dengan kondisi yang ada. Masalah kesehatan usia lanjut semakin meningkat bersamaan dengan bertambahnya presentase penduduk usia lanjut. Masalah prioritas pada kelompok ini antara lain meliputi gangguan pada masa menopause, osteoporisis, kanker prostat, dan penyakit kerdiovaskular serta penyakit degeneratif, yang dapat berpengaruh terhadap organ reproduksi. Di samping itu, kekurangan gizi dan gangguan otot serta sendi sering memperburuk keadaan tersebut. Melengkapi siklus kehidupan keluarga, komponen ini akan mempromosikan peningkatan kualitas penduduk usia lanjut pada saat menjelang dan setelah akhir kurun usia reproduksi (menopouse/adropause). Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui skrining keganasan organ reproduksi misalnya kanker rahim pada wanita, kanker prostat pada pria serta pencegahan defesiensi hormonal dan akibatnya seperti kerapuhan tulang dan lain-lain.

Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan

Bagaimana keluarga dapat memberikan kesempatan dan membantu Lansia untuk melakukan sosialisasi baik bersama anggota keluarga maupun tetangga dan anggota masyarakat lainnya, berkumpul bersama dalam komunitas yang membuatnya merasa diterima dan bahagia. Keluarga juga bisa aktif dalam kegiatan BKL ( Bina Keluarga Lansia ), agar dapat melakukan pendampingan pada lansia dengan baik. Orang lanjut usia merupakan kelompok yang sangat rentan dalam hal masalah kesehatan mental. Depresi memiliki dampak yang sangat serius pada lansia dengan kondisi medis yang sedang berlangsung. Depresi telah terbukti memperburuk kecacatan, meningkatkan keparahan penyakit kronis, meningkatkan angka kematian, dan menyebabkan penderitaan bagi lansia dan keluarga mereka.

Untungnya, sosialisasi telah terbukti menjadi salah satu cara paling efektif bagi para lansia untuk meningkatkan kesehatan mental mereka. Menurut American Public Health Association , sosialisasi meningkatkan suasana hati, kognisi, daya ingat, dan dikaitkan dengan perilaku sehat, termasuk olahraga. Berhubungan dengan keluarga dan teman melalui teknologi , olahraga , dll, serta aktivitas lainnya memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan mental para lansia

Fungsi Ekonomi

Keluarga dapat membantu Lansia dalam menghidupi dirinya atau setidaknya jika keluarga tidak dapat membantu secara keuangan, dapat membantu lansia agar dapat tetap produktif di usia tuanya untuk mandiri dalam mencukupi kebutuhannya sendiri. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi lansia, adalah: 1. lansia dapat mempersiapkan diri mereka secara finansial sejak usia muda 2. lansia juga dapat mempertimbangkan untuk terus bekerja atau mencari penghasilan tambahan meskipun sudah memasuki masa pensiun.

Fungsi Lingkungan

Keluarga dapat membantu mendampingi lansia untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar, menciptakan lingkungan yang aman, bersih, sehat dan damai. Lingkungan asri adalah lingkungan yang memiliki wilayah bersih, banyak ditumbuhi pepohonan, dan jauh dari segala bentuk pencemaran. Menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan merupakan tanggung jawab yang wajib dilakukan oleh semua orang. Sebab, lingkungan yang tidak dijaga dengan baik akan menyebabkan kerusakan dan kepunahan yang apabila di lanjutkan terus menerus hanya kerusakan yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita di masa mendatang.

Disamping upaya upaya pendampingan Lansia melalui delapan fungsi keluarga tadi, di era serba digital ini semakin memudahkan keluarga dalam mencari referensi bagaimana melakukan pendampingan pada lansia dengan memanfaatkan media sosial dan aplikasi yang ada, seperti Golantang dari BKKBN, dimana Aplikasi Golantang merupakan aplikasi yang berisi fitur untuk mensosialisasikan program  Bina Keluarga Lansia ( BKL), menyediakan informasi terkait kelanjutusiaan secara 2 arah, kalkulator Kesehatan dan live chat untuk konsultasi dan pengaduan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-of-older-adults

https://pkmbogortengah.kotabogor.go.id/welcome/post/single/110#:~:text=Badan%20Pusat%20Statistik%20(BPS)%20melaporkan,menjadi%2016%2C09%20pada%202022.

https://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/8962/4/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf

https://www.geriatri.id/artikel/666/manfaat-aktivitas-religius-bagi-lansia

https://www.seniorlifestyle.com/resources/blog/the-mental-health-benefits-of-socializing-for-seniors/

https://golantang.bkkbn.go.id/upload/artikel/pdf/746-kesehatan-reproduksi-pada-lansia.pdf

https://golantang.bkkbn.go.id/ketahanan-ekonomi-dalam-masa-lansia-menjaga-kesejahteraan-generasi-tua

 

 

Isi naskah artikel yang dimuat pada Golantang seluruhnya menjadi tanggungjawab penulis atau di luar tanggungjawab panitia