Berkomunikasi pada lansia berbeda dengan komunikasi dengan individu lain, karena lansia itu pada dasarnya adalah unik: pada nilai, kepercayaan, persepsi, budaya dan pemahaman serta lingkungan sosial yang berbeda, perbedaan tersebut dapat menghasilkan komunikasi yang tidak efektif antara perawat dengan lansia.

 

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia dengan keterbatasan fisik antara lain:

  1. Penurunan pendengaran
  • Tuli konduksi: karena serumen, dan tulang yang tidak berfungsi
  • Tuli sensori: penurunan saraf pendengaran. 

Ini paling banyak terjadi pada lansia karena adanya normal aging proses. Adanya penurunan sensori atau prebikusis membuat lansia enggan untuk berkomunikasi dengan orang lain. 

Solusinya adalah dengan menggunakan alat bantu dengar, bicara langsung dengan jelas dan pelan pada telinga yang  mengalami gangguan pendengaran, gunanya untuk merangsang stimulus. Minimalkan pembicaraan via telepon karena kesulitan mendengar.

2. Penurunan penglihatan

Gunakan gesture dan ekspresi wajah dengan maksimal, berhadapan langsung ketika berkomunikasi, pencahayaan yang cukup, hindari cahaya yang bersinar dan terlalu menyilaukan, serta minimalkan komunikasi tertulis.

3. Normal Aging Process

Adanya penirunan sensori dan penurunan memori adalah hal yang wajar bagi lansia. Penurunan memori biasanya hanya dapat mengingat peristiwa yang lampau, pemrosesan informasi melambat.

4. Perubahan sosial

Timbul akibat adanya perubahan fisik dan normal aging process. 

Solusinya adalah dengan diberi pemahaman dan diajak bersosialisasi. apa yang diyakini orang tua dengan orang yang masih muda misalnya sangat bertentangan. contoh lansia menganggap bahwa jam 8 malam itu sudah terlalu larut untuk menerima tamu.



Jenis-jenis komunikasi


 

  1. Komunikasi non verbal

Terdiri dari simbol, contohnya cara berpakaian menentukan identitas pribadi seseorang, nada suara (tone voice) bisa menunjukkan emosi seseorang, mengindikasikan emosi pada lansia. Pada lansia saat kita berkomunikasi hendaknya menggunakan nada yang rendah, body language, dapat digunakan untuk memvalidasi maksud atau tujuan komunikasi. Body language lansia harus diperhatikan karena body language yang tidak sesuai dapat menjadi hambatan komunikasi. Oleh karena itu keluarga/pendamping lansia harus menempatkan diri untuk berkomunikasi dengan lansia.


 

Ekspresi wajah, dapat digunakan untuk komunikasi antar budaya dan bangsa, perhatikan ekspresi takut, marah, sedih, senang, dll. bisa ditunjukkan lewat ekspresi wajah. 


Kontak mata, posisi sejajar menunjukkan respect terhadap lawan bicara, kecepatan komunikasi, jangan tergesa-gesa ketika berkomunikasi dengan lansia, karena menyebabkan kebingungan dan frustrasi.

Waktu, menyampaikan terlalu awal membuat lansia lupa dan menyampaikan diakhir membuat stress atau frustrasi. Komunikasi di malam hari mengganggu waktu tidur lansia. Kita membutuhkan waktu yang lebih lama dan sabar untuk komunikasi dengan lansia.

Sentuhan, metode ini untuk mengungkapkan perhatian, sentuhan terapeutik dapat menurunkan ansietas, depresi, dapat meningkatkan keberadaan dan rasa penghargaan bagi lansia. Silence, bentuk komunikasi yang ditunjukkan ketika lansia berduka, cemas, sakit.


    2.  Komunikasi verbal

Secara formal digunakan untuk menunjukkan maksud dan tujuan tertentu, secara informal untuk bersosialisasi. Komunikasi efektif harus diawali dengan bahasa verbal yang tepat, seperti memanggil nama lansia yang didampingi.


 

Bagaimana Teknik Komunikasi verbal?

 

Teknik informing,  Bahasa singkat dan jelas, mudah dimengerti, pada teknik ini pendamping lansia bersifat aktif, sedangkan lansianya pasif, akan tetapi metode ini menjadi tidak efektif.

Bertanya, Bertanya langsung: membantu untuk mendapat informasi spesifik, jika berlebihan dapat menyebabkan lansia defensif (menggunakan pertanyaan tertutup ya/tidak). 

Bertanya terbuka-tertutup: meliputi pertanyaan reflektif, klarifikasi, parafrase, misalnya: Kakek/Nenek sedang sedih, mengapa?

Berhadapan langsung (confronting): Ketika respon verbal dan non verbal pada lansia tidak sama, teknik ini dapat dilakukan, tetapi tidak dianjurkan pada lansia yang sedang gelisah atau bingung.

Social communication: Tujuannya untuk lebih membina hubungan saling percaya dengan lansia, untuk memperoleh informasi lain diluar info kesehatan lansia.


Bagaimana Tips Berkomunikasi dengan Lansia?

Keluarga/pendamping Lansia harus memperhatikan hal-hal berikut ini:

  • menyediakan waktu ekstra
  • mengurangi kebisingan
  • duduk berhadapan
  • menjaga kontak mata
  • mendengar aktif
  • berbicara pelan, jelas dan keras
  • gunakan kata-kata atau kalimat yang sederhana dan pendek
  • menetapkan satu topik dalam satu waktu
  • awali percakapan dengan topik sederhana
  • bicarakan tentang topik yang familiar dan menarik bagi lansia.
  • beri kesempatan lansia untuk mengenang masa lalu.
  • menyampaikan instruksi secara tertulis dan sederhana.


Demikian cara komunikasi efektif pada Lansia, selamat mencoba…


Sumber:

  1. Mundakir, 2006. Komunikasi keperawatan dalam pelayanaan: Yogyakarta. Graha Ilmu.
  2. https:www//komunikasi-terapetik-pada-lansia!html
Sumber :
CeFAS URINDO