Tak sedikit pasangan suami istri yang menitipkan bayi atau balitanya pada orangtua mereka karena mereka harus bekerja. Ya, Tempat Penitipan Anak (TPA) yang terpercaya dan dinilai bisa membuat orangtua dan anak merasa aman dan nyaman adalah Nenek dan Kakeknya. 

Memang, kebanyakan Nenek-Kakek merasa senang dikunjungi dan bisa bermain dengan cucunya. Studi menemukan bahwa kakek atau nenek yang mengasuh cucunya cenderung hidup lebih lama ketimbang lansia yang tidak merawat orang lain. Hasil penelitian juga menemukan bahwa mereka yang membantu saudara atau orang lain cenderung hidup setidaknya tujuh tahun lebih lama. Sementara mereka yang tidak pernah mengasuh cucu punya harapan hidup rata-rata empat tahun. Para pakar menduga ini semua karena mengasuh anak membuat lansia tetap aktif secara fisik dan mental. 

Penelitian yang dilakukan di Berlin ini tidak melibatkan Kakek-Nenek yang memang setiap hari mengasuh cucu, tetapi hanya mereka yang mengasuh sesekali. Tim peneliti membandingkan kelompok lansia yang membantu orang selain keluarga, seperti teman atau tetangga, dan lansia yang tidak membantu mengasuh siapa pun.


Secara garis besar, setelah menghitung usia Kakek-Nenek dan kondisi umum kesehatan, risiko meninggal dalam periode 20 tahun sepertiga lebih rendah bagi lansia yang mengasuh cucu, dibandingkan lansia yang tidak membantu sama sekali.   Setengah dari lansia yang mengasuh cucu masih hidup sepuluh tahun setelah wawancara awal dengan peneliti.
Hal yang sama terjadi pada peserta yang tidak memiliki cucu namun membantu anak mereka yang sudah dewasa, seperti membantu mengurus rumah, dll.  Sebaliknya, setengah dari peserta lansia yang tidak membantu mengasuh cucu meninggal dalam 5 tahun sejak awal penelitian. Menarik bukan, bagaimana dengan kondisi di Indonesia?

 

Kembali lagi, hal yang perlu kita perhatikan adalah apakah orangtua kita merasa kerepotan atau tidak dititipi cucu. Apalagi bila orangtua dalam kondisi sakit, misalnya stroke ringan, demensia, dan lainnya. Bila hal seperti yang terjadi, sebaiknya kita juga menyiapkan baby sitter atau asisten rumah tangga, sehingga segala kebutuhan si Kecil tetap dapat dipenuhi, sedangkan, Nenek dan Kakek tinggal mengajak bermain cucunya. Dengan demikian semua pihak akan merasa senang dan Nenek-Kakek bisa menjalani sisa usia dengan bahagia.

 

Sumber:

  1. Diener, Ed. (2000). Subjective Well-Being: The Science of Happiness and a Proposal for the National Index. American Psychologist, 55, 34-43.
  2. Diener, Ed., Lucas, Richard E., & Oishi, Shigehiro. 2002. Subjective Well-Being: The Science of Happiness and Life Satisfaction. In Snyder, C. R. & Lopez, Shane J. (Eds), Handbook of Positive Psychology, 63-73.
Sumber :
Centre for Family and Ageing (CeFAS URINDO)